THE MATTER OF THE HEART, NOT ABOUT LIFE

Beberapa lembar kertas sudah ku buang jauh, niatnya di lempar ke tempat sampah tapi aku memang tidak mahir untuk urusan melempar dan kena sasaran. HVS yang hampir habis satu rim itu membuat kamar Nampak berantakan, tapi saat aku bercermin ada yang lebih berantakan lagi. Yaitu wajah yang sudah di aliri air mata, mata yang merah, pipi yang menghitam karena eyeliner yang ku pakai pagi tadi luntur tergerus airmata. Aku berantakan, ya begitu pula denga hatiku. Banyak hal yang ingin aku tanyakan, mudah saja aku tinggal bertanya dan dapat jawaban, masalahnya aku tidak siap. Pada akhirnya aku bertanya dan menjawab sendiri, imajinasi ku melambung tinggi. Jika ini adalah pilihan ganda, aku punya A,B,C,D, E hingga Z. tapi semua itu bukanlah jawaban pastinya. Aku lagi-lagi menggerutu.

Ini tengah malam, ku usahakan untuk tidur minimal 5 menit. Ya TUHAN buatlah aku tidur, karena itu syarat dimana aku harus meminta ENGKAULAH yang menjawab setiap pertanyaan yang aku lontarkan nanti. Buatlah aku terlelap, bangunkanlah jika kau ijinkan aku bertanya.

Dengan mata yang baru saja terbuka, aku memapah badanku untuk bersuci. Aku menjerit dalam hati, kenapa baru saja niat aku sudah kacau. Lagi-lagi aku membayangkan jika TUHAN menjawab pertanyaan ku itu dengan jawaban yang tidak aku ingini. Berkali kali aku jatuh dan berdiri lagi. Dan ASTAGFIRULLAHALADZIM ini menenangkan ku.

Dengan salam aku mulai berdoa, meminta segalanya baik-baik saja dan akan tetap sejahtera, amin. Lalu ku akrabkan aku dengan kitab yang lama aku simpan di lemari. Hanya beberapa ayat yang aku baca, terhenti karena aku tak mau tiap lembarnya basah karena isak ku lagi-lagi deras mengalir. Ya ALLAH, jika memang kita harus melewati segalanya untuk hidup bahagia bersama kelak, kuatkan aku. Dan jika segalanya tidak indah di akhir nanti, berikan petunjukmu. Aku hanya takut waktunya sia sia, waktunya. Aku tahu, hidupku yang sekarang adalah jawaban atas mauku yang lalu, kau tak memberi cobaan seberat kemarin. Tapi kenapa ini sama sama sulit aku tapaki? Apa aku harus melihat ia meyakinkan ku dengan cara aku membuat ia yakin padaku dulu? Semoga bisa.

Aku berasal dari keluarga yang selalu menapaki anak tangga. Entah turun atau naik. Aku juga bukan salah satu orang yang mengeluh saat semuanya sulit, bukan pula orang yang mudah membusungkan dada jika ada di awan. Tapi bisakah kamu menguatkanku jika di tangga yang menurun itu aku tersungkur jatuh?? Sedangkan nampaknya kamu tidak hidup seberat ini. Mampukah kamu menggandengku jika sebelumnya aku memeluk orang orang yang tidak memiliki bau wangi, dan baunya menempel di benang-benang rajutan yang aku kenakan?. Mampukah kamu melihat aku menangis saat melihat keringat ayahku mengalir deras ketika ia sedang memikul pekerjaannya yang tidak  ladzim untukmu? Mampukah kamu melihat ibuku yang renta, berusaha menjamu kedatanganmu seadanya membahagiakan kekasih putri pertamanya, namun yang ia hidangkan lebih murah daripada makananmu biasanya. Mampukah kamu bersabar, ketika tabungan yang kita kumpulkan untuk bertemu ku pakai untuk biaya sekolah adikku?. kamu sebetulnya tidak harus membantu aku. kamu tinggal menerima aku yang seperti itu, dan masalahnya akan selesai. Aku yang berusaha untuk semuanya tetap stabil, tidak mengganggu hidupmu dan aku.

Masalahnya sekarang, bukan jarak yang membuat aku ragu. Bukan. Tapi siapkah kamu membayar mahal untuk menemui aku yang tidak pantas untukmu. Semua rupiah itu akan sia-sia bukan? Jika kita hanya saling membuang waktu, bukan kita tapi kamu. Pada intinya aku menanyakan itu dalam setiap doaku. TUHAN belum menjawabnya.

Dalam perbincangan kita selalu aku beri kamu kewenangan dalam hubungan kita. Aku bisa lebih sabar dan lebih kuat lagi kalau kamupun begitu. Ini urusan hati, sudah ada kasih sayang yang aku titipkan di hatimu. Sayang, semua ini kembali padamu. Katakan jika kamu menyerah. Walau akan hati yang memegang eratmu disini.  Aku selalu berharap kamu melihat aku seperti biasanya. Aku akan jadi wanita yang tangguh untuk sukses. Aku akan menjadi seseorang kelak. Lihatsaja pertandanya, aku dewasa di umur ke 19. Hheeehehe muka juga dewasa sih.

CINTA masih ada dan akan tetap ada. Kita harus bahagia.

Biar tuhan yang menjawab segalanya.

Aku bukan ragu sama kamu, tapi aku ragu sama kekuatanku sendiri.

Biar aku yang mengurusnya kamu tidak perlu ikut bingung.

 

Aku sayang kamu.

Selalu.

PramadityaArdiyanto

 

Bogor, 31 Maret 2013

Nimas Andini Masito

ANDA MILIK SAYA ??

Anda telah berhasil.

Membuat saya menjadi diri saya sesungguhnya.

Membuat sisi lain saya yang tidak orang lain ketahui terkuak ke permukaan.

Membuat segala kebiasaan saya menjadi satu hal yang wajar di hidup anda.

Membuat segala sesuatu yang saya almi dapat di ceritakan, tidak hanya di tulis.

 

Anda membuat segalanya berurai air mata.

Untuk setiap kejutan yang anda beri.

Untuk setiap kedatangan anda yang tiba-tiba.

Untuk segala pengertian akan kesibukan saya.

Untuk setiap pertolongan yang anda beri.

Untuk semua peluk agar tenangnya hati datang.

Untuk dua belah tangan yang mengusap air mata yang andalah penyebabnya.